Drone, dari Pehobi hingga Polisi
Pemanfaatan mesin terbang Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau pesawat nirawak semakin banyak dirasakan di Indonesia, digunakan oleh pehobi hingga kepolisian untuk mengabadikan gambar/video aerial (dari ketinggian).Dalam beberapa tahun terakhir ini istilah drone memang semakin populer. Di kalangan militer, drone dikenal sebagai ”mesin pembunuh” karena memiliki serangan yang mematikan dan daya jelajah sangat luas.
Tahun lalu, CEO raksasa ritel online Amazon Jeff Bezos mengenalkan konsep layanan Amazon Prime Air, dimana barang yang dipesan konsumen di Amazon.com akan diantar menggunakan drone dalam waktu 30 menit setelah mereka menekan tombol “beli”.
Bahkan Presiden terpilih Joko Widodo sempat mewacanakan pengoperasian drone sebagai alat untuk menjaga pertahanan ekonomi maupun keamanan di berbagai daerah di Indonesia. Mulai mengawasi praktik pencurian ikan hingga kayu.
Pemanfaatan pesawat nirawak tersebut berkembang luas hingga menyentuh hobi. Salah satunya komunitas DJI Phantom Indonesia. Phantom merupakan sebutan pesawat quadcopter yang dikembangkan perusahaan asal China DJI Innovations. Frank Wang, 34, pendiri dan CEO DJI Innovations, memang ingin membuat helikopter yang mudah dikendalikan.
”Drone ini hampir sama dengan hobi RC (radio control) lainnya. Bedanya lebih stabil, sehingga memungkinkan untuk mengabadikan gambar atau video,” tutur Irwan Baidowi, ketua komunitas DJI Phantom Indonesia yang baru terbentuk pada 11 Mei 2014 tersebut.
Menurut Irwan, Phantom bisa terbang selama 15 menit-20 menit sekali terbang dengan jarak hingga 1,6 kilometer dan ketinggian 400 meter. Tak jarang pesawat tersebut dijual sepaket dengan mounting (dudukan) action camera seperti GoPro yang di desain ringan, kompak, dan memiliki lensa lebar. ”Bisa dibilang drone ini menggabungkan tiga hobi sekaligus: radio control, videografi, dan fotografi,” ujar Irwan.
Hasil foto ataupun video dengan drone ini memang mengagumkan. Sudut pandang aerial dengan perspektif menghadap kebawah membuat foto maupun video menjadi dramatis, menakjubkan, bahkan tidak terbayang sebelumnya.
”Saat ini fungsi drone sudah sangat beragam. Mulai profesional untuk mengabadikan event, perusahaan pertambangan untuk melihat lahan, juga media lokal untuk kebutuhan liputan,” papar Irwan lagi.
Bahkan, pada Hari Raya Lebaran kemarin National Traffic Management Center (NTMC) Korlantas Polri juga menggunakan Phantom untuk memantau trafik dari udara. Penggunaan drone, seperti dikatakan Direktur Lalu Lintas Kombes Restu Mulya Budyanto, adalah untuk mengamati rute arus mudik yang mengalami kemacetan, khususnya yang tidak bisa terpantau oleh petugas di lapangan.
Pilot Drone
Kendati Phantom keluaran DJI Innovations termasuk paling mudah dikendalikan di kelasnya, namun Irwan mengatakan bahwa tetap tidak mudah bagi yang baru mengenal untuk memainkan drone tersebut.
”Kami sangat menyarankan pemula yang baru mencoba drone ini untuk berlatih dilapangan terbuka, bermain rendah, dan berlatih orientasi sesering mungkin sebelum terbang lebih tinggi,” katanya. ”Sebab selain bisa merusak drone saat crash yang bisa terjadi, juga bisa membahayakan orang lain di sekitarnya,” ia menambahkan.
Karena itulah, lanjut Irwan, komunitas DJI Phantom Indonesia dibentuk agar para drone pilot bisa saling berbagi pengalaman dan mengasah kemampuan. “Anggota kami berasal dari media, hobiis, videografer, fotografer, dosen, DJ, hingga musisi. Beberapa member bahkan sudah mendemokan penggunaan Phantom untuk Polri,” katanya. danang arradian
Small UAV
Pesawat nirawak untuk hobi atau profesional. Digunakan untuk mengabadikan video atau foto dari ketinggian, atau fungsi pengawasan lainnya.
Pasar
Frost & Sullivan memperkirakan potensi pasar small UAV di dunia adalah USD250 juta-USD300 juta.
Varian
Phantom, asal China
Parrot, asal Prancis
Microdones, asal Jerman
Berapa Biaya “Bermain” Drone?
Drone yang digunakan untuk memotret GoPro seperti DJI Phantom 2 dibanderol dengan harga Rp12,5 juta. Model lain seperti DJI S-800 EVO bahkan lebih mahal, yakni USD4.999. Tapi, ada juga model drone yang dikendalikan dari smartphone dan memiliki kamera built-in seperti Parrot A.R drone yang harganya hanya Rp4,5 jutaan.
Ground Monitor
Berfungsi memberikan sudut pandang orang pertama dari drone. Harganya Rp950 ribuan, dengan layar berukuran 7 inci.
Gimbal
Berfungsi sebagai mounting GoPro ke DJI Phantom, dan menjaga kamera tetap stabil. Beholder Gopro Brushless Gimbal Lite for DJI Phantom large dibanderol Rp1.950.000.
Kamera GoPro
Kamera berukuran kompak yang dapat digunakan untuk berabgai kegiatan (ekstrem). GoPro HD3+ Silver Edition dibanderol Rp3,8 jutaan, sementara Black Edition Rp5,2 jutaan.
Total untuk siap terbang Rp25 juta-Rp30 jutaan http://cakdan.com/2014/09/11/drone-dari-pehobi-hingga-polisi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar